Dream, mimpi, harapan, apa sih mimpi
lo? Lo punya mimpi apa sih buat diri lo sendiri? Tapi terkadang orang itu
mengabaikan mimpinya, mengubur mimpinya, sehingga dia berubah menjadi pribadi
yang memiliki rutinitas yang monoton. Ah buat gue bukan hidup itu, kalo lu
hidup udah kayak zombi. Hidup cuma sekali, jangan disia-siain. Gak sedikit
orang yang lebih memilih mengabaikan mimpinya itu demi kehidupan yang dibilang
orang “normal” tetapi buat jiwanya dia telah mati, they like a zombie. Hahaha.
Is it right???
Buat gue mimpi itu wajib diwujudin,
gimana pun caranya, seberapa besar perjuangan dan pengorbanan yang mesti
dilewatin demi meraih sebuah mimpi yang udah ada dari dulu. Contohnya adalah
gue, gue punya segudang mimpi, dulu gue pernah bermimpi buat jadi penyiar
radio. Ketika jalan itu ada untuk meraihnya entah kenapa jalan itu diputuskan,
mungkin saat itu belum takdirnya gue buat jadi seorang penyiar. Gue sadar, gue
belom ahli dalam bidang itu, tapi gue gak patah semangat, sampai saat ini gue
masih memiliki mimpi itu. Bahkan, saat gue nulis tulisan ini.
Mimpi gue yang lain menjadi seorang
penulis, entahlah mungkin ini bakat yang diturunkan oleh papa ke gue. You know
what, bokap gue adalah kiblat gue dalam menulis. Jika kalian tanya kenapa?
Padahal bokap gue bukan penulis, bokap gue hanya seorang pelayaran. Haha. Gue
juga gak tau, mungkin saat gue pertama kalinya baca tulisan bokap gue dalam
buku hariannya, dimana beliau menulis semua kejadian yang dialami kedalam
sebuah tulisan yang indah, dan kata-kata yang diambil pun bukan seperti tulisan
seorang amatir, beliau seperti penulis pro. Jadi inget sama film korea yang
pernah gue tonton, gue lupa judulnya apa, yang jelas di film itu menceritakan
tentang seorang penulis amatir yang berusaha sebesar apapun buat jadi penulis
yang profesional. Satu cerita lagi, gue pernah mengirimkan sebuah tulisan ke
satu redaksi majalah, itu waktu gue SMA tapi karena gak pernah bisa diterbitin,
jadinya tulisan-tulisan gue cuma bisa jadi koleksi pribadi doang. Gue bertekad
buat ngirim tulisan gue ke sebuah redaksi tapi nunggu gue bisa menulis dengan
baik dan benar, seperti tulisan papa yang pernah gue baca. Sumpah, itu tulisan
yang paling bagus dari buku-buku dan novel-novel yang pernah gue baca. Sampai
saat ini gue masih suka nulis kok.
Satu mimpi gue yang lain,
photography. Mungkin mimpi ini yang paling susah gue raih. Buat nguasain hobi
ini perlu biaya yang mahal. Padahal gue bukan anak yang terlahir dari keluarga
kaya. Gue gak bisa seenaknya minta dibeliin kamera profesional, yang ada udah
disuruh berhenti kuliah kali gue. Belom lagi berbagai pretelan yang menyertai
hobi ini. Gue suka, tapi belum bisa gue tuangin. Gue juga belom punya karya di
bidang ini, eh ada deh karya gue, yah meskipun gak bagus sih. Tapi, gue percaya
suatu saat nanti gue pasti bisa wujudin mimpi gue yang satu ini. Mungkin gak
sekarang tapi satu hari nanti, yah gue yakin itu.
Dari semua mimpi-mimpi gue itu, gue
nemuin satu bidang yang bisa mencakup semuanya. Perfilman, bidang yang sekarang
bener-bener mau gue kejar, meskipun banyak orang yang menganggap remeh mimpi
itu tapi it’s okay, it’s my way, that’s
it.
Panjang juga gue cerita tentang
mimpi-mimpi gue. And you know guys, gue sekarang kuliah tapi gak ada satu
bidang pun yang udah gue sebutin diatas yang gue ambil di dalam perkuliahan
gue. Bisa dibilang sih gue salah ngambil jurusan. But, it’s okay, it’s my way. Yang gue perlu adalah menyelesaikan
pendidikan gue ini. Dan mengejar semua mimpi-mimpi gue itu. Walaupun gue harus
berputar untuk mewujudkannya, gue akan lakuin itu.
Seperti kalimat yang gue kutip dari
satu film “terkadang kita harus berjalan
memutar untuk mewujudkan dan menemukan jalan dan menjadikan kita kembali keawal
menjadi diri kita sendiri, bahkan kita rela berubah menjadi orang lain demi
mendapatkan diri kita yang sesungguhnya”.
0 komentar:
Posting Komentar