In Rekomen Buku

Our Notebook (Peace in Mind. War at Heart) -- Pevita Pearce

Sejauh ini aku menyalahkan diriku atas kehilanganmu, tetapi cinta membuatku buta. Aku rela dipukul, ditampar, dihina, dan dicaci maki.
Sudah rendah sekali derajatku sebagai wanita. Tetapi, aku merasa pantas diperlakukan seperti itu? Bodoh! Bodoh! Bodoh!
Aku tidak akan pernah lupa, ketika kamu mencekik leherku dan membenturkan kepalaku ke dinding.
Kalimat ini masih menempel di ingatanku.
"Kamu wanita yang paling aku tinggikan dan kini kamu yang membuatku hancur."
Aku hanya bisa meneteskan air mata. Aku sendiri tidak menyadari air mataku itu tidak berhenti keluar.
Aku masih bertanya, "Apakah memang aku pantas mencintai orang yang memperlakukanku seperti itu?"
Jika aku hanya kenangan, jangan kembali.
Kadang mimpi tidak berjalan seperti yang kuinginkan. Tetapi, jawaban Tuhan lebih indah dari keinginanku sendiri.

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar