Hey, hujan datang lagi kemarin. Tapi, kenapa dia tidak datang menemuiku? Bukankah kita masih ada perbincangan yang belum terselesaikan.? Entahlah, aku tidak tahu mengapa dia tidak mengetuk pintu. Yang teringat jelas, hari sudah malam ketika aku menyadari bahwa hujan datang. Aku yang takut pada malam dan kegelapannya, memberanikan diri dengan sisa-sisa keberanian yang ada untuk keluar dari persembunyianku. Aku mengedarkan pandanganku ke semua arah. Aku tidak melihat tanda-tanda bahwa hujan akan datang lagi, tapi sepertinya malam ini dia tidak akan datang. Aku pun berjalan kembali kedalam rumah, hingga aku melihat sebuah kertas telah tergantung di atas pintu rumahku dan terselipkan setangkai mawar merah yang cantik. Mungkin sang hujan tidak tahu kalau aku tidak menyukai warna merah, aku hanya suka dengan mawar putih. Yang melambangkan ketulusan dan kesucian. Tapi, tidak apa lah, aku akan memberitahukannya nanti ketika dia datang kembali.
Aku mengambil kertas dan mawar itu, aku membuka dan membacanya dengan perlahan, memahami apa yang tersirat di dalam surat itu.
"hai, gadis cantik yang selalu merindukan senja. Apa kabar? Maaf sebelumnya, jika waktu itu aku pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Padahal kau sudah baik sekali kepadaku, menemaniku di sore hari yang sepi. Kamu tahu, aku datang lagi kemari untuk bercerita sesuatu padamu. Tapi, aku telah lama mengetuk pintu rumahmu, tapi kau tidak juga keluar. Aku tidak tahu, apakah kau ada di rumah atau tidak. Kemudian, aku melihat selembar kertas ini, aku pun mengambilnya dan segera menuliskan pesan ini untukmu dengan menggunakan air yang ada di setiap tubuhku.
Hai, gadis cantik yang selalu merindukan senja. Maaf kalau aku memanggilmu begitu, aku tidak tahu namamu, karena kamu tidak pernah memberitahukannya. Saat ini aku sangat ingin bercerita kepadamu. Tetapi, aku tidak mungkin menceritakannya hanya di dalam selembar kertas, terlalu banyak dan panjang sekali jika aku ceritakan di sini. Mungkin aku akan bercerita jika kita bertemu lagi. Oiya, sekali lagi aku hany ingin berterima kasih padamu gadis cantik yang selalu merindukan senja yang telah menemaniku di tengah sore yang sepi.
Semoga kau segera bertemu dengan sang senja yang selalu kamu rindukan. Hey, kalau kamu takut pada malam, mungkin aku akan datang pada malam hari, sehingga kau tidak perlu lagi merasa sendiri dan ketakutan akan malam, kita bisa melewatinya bersama-sama, yah jika kau mau."
Pesan itu berakhir disitu, ah aku terlalu nyenyak dan terlalu sibuk hidup di dalam mimpi sore ku. Padahal aku ingin sekali mendengarkan kisah sang hujan. Hey, hujan datanglah malam ini, aku akan bercerita juga tentang senja dan aku yang sampai sekarang belum juga bertemu.
0 komentar:
Posting Komentar