Di perpisahan dulu, udah aku bilang kan jangan
pernah kamu tanyakan lagi, apa yang pernah aku rasakan dulu. Jangan
pernah kamu coba tanyakan rasa itu masih ada atau tidak. Karena satu
jawaban dari aku, “Rasa itu telah mati, dan anggap saja tidak pernah
ada”.
Bukankah dulu, sangat jelas aku berbicara. Saat aku bilang suka dan sayang padamu. Tapi aku mendengar pernyataan yang berbeda dari kamu padahal dulu aku kira kamu memiliki perasaan yang sama. Aku tertipu saat itu oleh perhatian lebih yang kamu berikan kepadaku. Dan saat itu juga aku langsung berkata “Anggaplah aku tidak pernah berbicara seperti ini, dan bila suatu saat nanti kita bertemu lagi jangan pernah kau tanyakan rasa yang pernah aku rasakan padamu.”
Enam bulan setelah kejadian itu, kita bertemu lagi. Saat itu jujur aku, masih memendam rasa padamu. Aku masih memiliki rasa yang sama, sebelum kamu keluar dari sekolah. Aku masih memendamnya. Dan kamu ingat, saat itu di tempat perkemahan itu, di antara gunung-gunung itu, aku melihat tatapan yang berbeda darimu yang membuat aku jatuh lebih dalam lagi. Tapi, kamu tidak sedikit pun membahas kejadian itu. Mungkin kamu yang terlalu kukuh menjaga janji yang pernah terucap sebelumnya.
Setelah itu, semua menghilang. Aku terus melanjutkan kehidupanku. Dan kau pun terus melanjutkan kehidupanmu. Aku butuh waktu yang sangat lama untuk menghilangkan bayanganmu. Lama sekali, sampai ada saat itu aku memiliki pria lain yang menyayangi aku, tapi aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Sampai pada saat, aku bertemu denganmu secara tidak sengaja. Aku yang sedang bersama lelakiku dan kamu yang sedang bersama wanitamu. Tapi, aku tidak peduli pada saat itu aku sedang bersama siapa dan kamu sedang bersama siapa. Yang aku tau, pada saat itu aku senang bertemu denganmu. Dan kamu tahu tidak lama dari pertemuan itu aku putus dengan lelakiku.
Butuh waktu, bertahun-tahun untuk melupakan kamu. Dan saat ini, yah aku yakin saat ini. Aku sudah bisa melupakan bayanganmu. Tidak ada lagi kenangan yang selalu hadir di dalam ingatanku. Semuanya sudah lenyap. Aku butuh waktu kurang lebih tiga tahun untuk melupakan dirimu. Kamu tahu aku telah menemukan seseorang yang baik dan menyayangiku. Dan aku yakin dengan dirinya.
Tiga tahun bukan waktu yang singkat. Tiga tahun waktu yang sangat cukup buat aku menutup semua cerita lama dan membuat sebuah cerita baru. Setelah tiga tahun lebih itu, kita baru bertemu lagi minggu kemarin. Dan aku tidak menyangka kau menanyakan perasaan dulu yang aku punya. Aku tidak mengerti, padahal aku menganggap kamu pemegang janji yang kukuh. Tapi, kamu tahu aku tidak ragu menjawabnya saat kamu bertanya lagi. Aku tidak galau mendengar pertanyaan itu. Aku yakin dengan berkata “Perasaan itu udah gak ada, sekarang udah ada orang lain yang ngisi, dan aku sayang banget sama orang itu”. Maafkan aku, pertemuan itu memang aku harapkan. Aku hanya ingin menyelesaikan apa yang belum selesai. Aku hanya ingin hatiku tenang dan berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan kamu.
Dan untuk orang yang aku sayang sekarang. Kamu jangan mikir macem-macem yah. Karena hatiku hanya untuk kamu. Dan kamu tahu aku sayang banget sama kamu. Kamu tahu semua yang aku tulis itu hanya sebagian masa lalu yang ingin aku lupakan.
Bukankah dulu, sangat jelas aku berbicara. Saat aku bilang suka dan sayang padamu. Tapi aku mendengar pernyataan yang berbeda dari kamu padahal dulu aku kira kamu memiliki perasaan yang sama. Aku tertipu saat itu oleh perhatian lebih yang kamu berikan kepadaku. Dan saat itu juga aku langsung berkata “Anggaplah aku tidak pernah berbicara seperti ini, dan bila suatu saat nanti kita bertemu lagi jangan pernah kau tanyakan rasa yang pernah aku rasakan padamu.”
Enam bulan setelah kejadian itu, kita bertemu lagi. Saat itu jujur aku, masih memendam rasa padamu. Aku masih memiliki rasa yang sama, sebelum kamu keluar dari sekolah. Aku masih memendamnya. Dan kamu ingat, saat itu di tempat perkemahan itu, di antara gunung-gunung itu, aku melihat tatapan yang berbeda darimu yang membuat aku jatuh lebih dalam lagi. Tapi, kamu tidak sedikit pun membahas kejadian itu. Mungkin kamu yang terlalu kukuh menjaga janji yang pernah terucap sebelumnya.
Setelah itu, semua menghilang. Aku terus melanjutkan kehidupanku. Dan kau pun terus melanjutkan kehidupanmu. Aku butuh waktu yang sangat lama untuk menghilangkan bayanganmu. Lama sekali, sampai ada saat itu aku memiliki pria lain yang menyayangi aku, tapi aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Sampai pada saat, aku bertemu denganmu secara tidak sengaja. Aku yang sedang bersama lelakiku dan kamu yang sedang bersama wanitamu. Tapi, aku tidak peduli pada saat itu aku sedang bersama siapa dan kamu sedang bersama siapa. Yang aku tau, pada saat itu aku senang bertemu denganmu. Dan kamu tahu tidak lama dari pertemuan itu aku putus dengan lelakiku.
Butuh waktu, bertahun-tahun untuk melupakan kamu. Dan saat ini, yah aku yakin saat ini. Aku sudah bisa melupakan bayanganmu. Tidak ada lagi kenangan yang selalu hadir di dalam ingatanku. Semuanya sudah lenyap. Aku butuh waktu kurang lebih tiga tahun untuk melupakan dirimu. Kamu tahu aku telah menemukan seseorang yang baik dan menyayangiku. Dan aku yakin dengan dirinya.
Tiga tahun bukan waktu yang singkat. Tiga tahun waktu yang sangat cukup buat aku menutup semua cerita lama dan membuat sebuah cerita baru. Setelah tiga tahun lebih itu, kita baru bertemu lagi minggu kemarin. Dan aku tidak menyangka kau menanyakan perasaan dulu yang aku punya. Aku tidak mengerti, padahal aku menganggap kamu pemegang janji yang kukuh. Tapi, kamu tahu aku tidak ragu menjawabnya saat kamu bertanya lagi. Aku tidak galau mendengar pertanyaan itu. Aku yakin dengan berkata “Perasaan itu udah gak ada, sekarang udah ada orang lain yang ngisi, dan aku sayang banget sama orang itu”. Maafkan aku, pertemuan itu memang aku harapkan. Aku hanya ingin menyelesaikan apa yang belum selesai. Aku hanya ingin hatiku tenang dan berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan kamu.
Dan untuk orang yang aku sayang sekarang. Kamu jangan mikir macem-macem yah. Karena hatiku hanya untuk kamu. Dan kamu tahu aku sayang banget sama kamu. Kamu tahu semua yang aku tulis itu hanya sebagian masa lalu yang ingin aku lupakan.
~ deshitong ~
0 komentar:
Posting Komentar