Hey, hari hujan datang. Dia datang dengan berjalan pelan, kemudian berlari. Berlari hanya dia yang tahu kemana dia pergi. Aku sedang terdiam dalam kamar saat itu. Hingga aku mendengar sebuah ketukan pintu. Aku berlari kearah sana dan aku menemukan hujan sedang menari-nari diluar. Aku menyuruhnya untuk masuk, tapi dia tidak mau. Dia berkata, “Aku lebih suka diluar”. Aku pun menjawab, “Kenapa? Diluar itu sepi. Kau tidak memiliki teman. Masuklah biar aku temani dirimu”.
Lama aku menunggu. Tapi dia tidak mau juga masuk, dan aku berkata, “baiklah, bila kau tidak ingin masuk. Aku akan menemanimu diluar sana”. Dia pun berkata, “hey, sebelum kau menemaniku disini. Ambilah payung, pakailah payung. Karena aku tidak mau kamu basah dan sakit karena aku”. Aku pun mengambil payung dan segera menemaninya.
Kini aku berada diluar bersama hujan. Irama dia masih mendendangkan lagu yang ceria. Sepertinya dia senang sekali sore ini, “hey, hujan mengapa kau tampak senang sekali sore ini?”. Hujan menjawab, “sebenarnya, aku tidak sedang bergembira. Aku hanya ingin meringankan bebanku.” katanya santai. “hey, kau sedang ada pikiran? maukah kau berbaginya denganku?”.
Setelah itu, hujan pergi begitu saja. Tanpa memberikan sebuah jawaban. Dia tidak mau berbicara lagi. Sampai hari ini aku menunggunya. Tapi, dia tidak pernah datang. Baiklah, aku akan sabar menunggu dirinya dan mulai berbicara lagi, mungkin saat itu dia sedang tidak siap untuk berbicara lebih lama dan lebih panjang. Mungkin dia sedang bersembunyi di balik awan cerah hari ini.
0 komentar:
Posting Komentar