In cerpen

untitled

       Pernah gak sih kalian menyadari tentang artinya kebersamaan dan kebahagian? Pernah gak sih kalian bertanya apakah persamaan kebersamaan dan kebahagian itu. Kebahagian dan kebersamaan itu satu jiwa, kita mendapatkan sebuah kebahagian karena kita selalu bersama-sama dengan orang yang kita sayangi. Begitu pula dengan cerita seorang gadis yang bernama Adella. Gadis yang periang dan selalu menebarkan kebahagian buat siapa pun yang ada disekelilingnya. Gadis yang sempurna untuk usianya yang masih 17 tahun.

    Adella hanyalah seorang anak dari janda miskin yang bekerja di rumah Sherline yang merupakan teman sekelasnya disekolah. Adella pun bisa terus melanjutkan sekolah dikarenakan beasiswa yang didapatkannya. Adella gadis yang pintar dan sopan dibandingkan dengan Sherline. Sherline adalah sosok gadis yang jutek dan tak pernah sopan terhadap siapa pun termasuk orang tuanya. Sangat bertolak belakang dengan Adella yang baik.

      Setiap hari Adella selalu dikerjai oleh Sherline dan teman satu genk-nya. Tapi, Adella tak sekali pun membalasnya. Adella hanya bisa bersabar dan terus bersabar. Dalam hatinya dia ingin merubah tingkah laku Sherline menjadi lebih baik dari sekarang. Sampai suatu ketika sahabat Adella yang bernama Ryo bicara seperti ini “kenapa sih lo gak pernah bales sikapnya Sherline? Dia udah kelewatan lo tau itu?”. Adella hanya menjawab “gak apa-apa kok yo, toh emang gue pantes kali digituin sama dia”.

       Selama tiga tahun Adella terus-menerus dikerjai oleh Sherline dan genk-nya itu. Adella dengan sikapnya yang seperti itu hanya pasrah menerima semua itu. Sampai ketika musibah melanda keluarga Sherline. Musibah pertama keluarga Sherline harus mengalami kebangkrutan perusahaan keluarganya karena telah ditipu oleh klien perusahaannya itu. Musibah kedua mamanya Sherline masuk rumah sakit karena serangan jantung akibat tidak siap menerima kenyataan yang ada. Musibah yang terakhir rumah tempat tinggalnya di sita oleh pihak bank dan papanya pergi entah kemana. Adella tak pernah melihat Sherline tersenyum lagi. Kini Adella hanya melihat air mata yang mengalir di pipi merah Sherline. Mbok Yem yang merupakan ibu dari Adella, mengajaknya tinggal bersama untuk sementara. Namun, Sherline tidak mau menerima tawaran tersebut dia lebih memilih meminta pertolongan teman-temannya. “Chris, gue boleh numpang dirumah lo gak?”. Jawaban dari Chris adalah “sory Sher, gue gak bisa ngasih lo tumpangan”. Sherline mecoba menghubungi Calista namun tak ada hasil. Dia memaki dirinya sendiri “bodoh.. gue bodoh.. kenapa di saat kayak gini gak ada yang mau bantu gue? Gak ada yang mau nemenin gue.. temen macem apa kalian semua”. Disaat itu lah Adella datang dan berkata “tenang Sher, masih ada gue yang ada buat lo. Masih ada gue yang akan bantu lo kok, mereka gak pantes lagi lo tangisin.”

        Pada awalnya Sherline ragu untuk tinggal bersama Adella dan ibunya. Tapi, mau tak mau dia harus menjalaninya. Kalau tidak dia mau tinggal dimana. Belum usai penderitaan Sherline, ia pun mendapatkan kabar dari rumah sakit yang mengabarkan mamanya telah tiada. Semakin parah dan lebar luka yang tergores dalam hati Sherline. Baru dia menjalankan hidupnya untuk kembali seperti biasa kini dia harus menerima kenyataan lagi bahwa mamanya sudah tidak ada. Adella pun semakin sering menemani Sherline. Dia selalu tampak muram dan tak bersemangat. Adella hanya mencoba untuk membangkitkan lagi kebahagian yang dulu dimiliki oleh seorang Sherline.

     Satu tahun berlalu hubungan Adella dan Sherline semakin baik. Kini mereka bagaikan sepasang saudara kandung yang tak mungkin dipisahkan oleh apa pun. Sampai pada akhirnya Sherline mengetahui bahwa Adella mengidap penyakit kanker otak stadium lanjut yang sudah tak bisa disembuhkan. Adella selalu menutupinya dengan senyuman manis yang selalu dipancarkannya setiap hari ke setiap orang. Sekarang kondisi Adella semakin parah. Dia harus di opname di rumah sakit sampai waktu yang tak bisa ditentukan karena, Adella telah mengalami beberapa kecacatan fisik secara perlahan-lahan. Sherline setiap hari menungguinya di rumah sakit setelah pulang kuliah. Dia dengan sabar menemani sahabatnya itu, dia selalu membawakan bunga dan buku bacaan yang menarik buat Adella. Adella senang mendapatkannya dan Sherline pun senang memberikannya. Hingga sampai pada malam itu Adella menghembuskan nafas terakhirnya. Dimalam yang sunyi dan diiringi dengan rintik hujan yang seakan menangisi kepergian Adella. Sherline yang tak menerima itu menangis sejadi-jadinya. Ditengah isak tangisnya Sherline menemukan secarik kertas yang ada dimeja samping tempat tidur Adella. Ternyata Adella menuliskan pesan untuknya, tulisan Adella yang terakhir.
Buat Sherline :
Mungkin ketika kamu membaca tulisan ini aku sudah berada jauh dari kamu. Aku sudah berjalan jauh meninggalkan kamu selamanya. Tapi, aku tak mau kamu antar dengan tangisan kehilangan kamu akan diriku. Ingat Sher, aku akan selalu hidup di hatimu. Aku pernah bilang ke kamu untuk terus bermimpi dan kamu harus ingat manusia tanpa mimpi bukanlah manusia lagi sama halnya seperti burung tanpa sayap bukanlah burung lagi. Meskipun aku tak bersamamu, aku ingin melihat kamu bahagia dan sukses meraih mimpimu. Aku pergi tapi aku tak meniggalkan kamu. Ingatlah aku selalu dihatimu. Aku Adella sahabatmu yang selalu hidup di hatimu. Majulah! Jangan tangisi kepergianku, hapus air matamu di acara pemakamanku. Aku ingin kau antar dengan senyuman bukan tangisan.
Adella


       Air mata yang mengalirpun segera di seka olehya. Sherline berkata dalam hati “lo sahabat gue, gue gak akan nangis lagi, gak akan ada air mata lagi. Tapi, ijinkan gue untuk sekali ini saja mengeluarkan semua air mata gue dan besok sesuai pesanan lo gue gak akan nangis, gue akan antar lo dengan senyuman gue. Sekarang gue ngerti arti kebersamaan dan kebahagiaan yang selama ini lo tunjukin ke gue. Terima kasih Dell, you’re my best teacher”.

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar